MAKALAH DEMAM THYPOID
Disusun Oleh:
Nama: RITA SUSANTI
NIM : 2022035404
Dosen Pembimbing:
Roni Setiawan,S.Kep.,Ns.,M.Kep
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES HUSADA JOMBANG
2022
BAB I
PENDAHULAH
A.
Latar Belakang
Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang akut
yang mempunyai karakteritik demam, sakit kepala dan ketidakenakan abdomen
berlangsung lebih kurang 3 mingguyang juga disertai gejala-gejala perut
pembesaran limpa dan erupsi kulit. Demam tifoid(termasuk para-tifoid)
disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, S paratyphi A, S paratyphi B
dan S paratyphi C. Jika penyebabnya adalah S paratyphi, gejalanya
lebihringan dibanding dengan yang disebabkan oleh S typhi.
Demam tifoid pada
masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah, cenderungmeningkat dan
terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada daerah
tropik dibandingkan daerah berhawa dingin. Sumber penularan penyakit demam
tifoid adalah penderita yang aktif, penderita dalam fase konvalesen, dan
kronik karier. Demam Tifoid juga dikenali dengan nama lain yaitu
Typhus Abdominalis, Typhoid fever atau Entericfever.
B.
Tujuan
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis dapat
berharap dapat menjadi masukan dan pelajaran baru buat para tenaga kesehatan,
khususnya untuk penulis sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Demam
Typhoid
Demam tifoid pada
masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah, cenderungmeningkat dan
terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada daerah
tropik dibandingkan daerah berhawa dingin. Sumber penularan penyakit demam
tifoid adalah penderita yang aktif, penderita dalam fase konvalesen, dan
kronik karier. Demam Tifoid juga dikenali dengan nama lain yaitu
Typhus Abdominalis, Typhoid fever atau Entericfever. Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang akut
yang mempunyai karakteritik demam, sakit kepala dan ketidakenakan abdomen
berlangsung lebih kurang 3 mingguyang juga disertai gejala-gejala perut
pembesaran limpa dan erupsi kulit. Demam tifoid(termasuk para-tifoid)
disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, S paratyphi A, S paratyphi B
dan S paratyphi C. Jika penyebabnya adalah S paratyphi, gejalanya
lebihringan dibanding dengan yang disebabkan oleh S typhi.
B. Penyebab
Demam typhoid timbul
akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella yangmemasuki tubuh
penderita melalui saluran pencernaan. Sumber utama yang terinfeksi adalah
manusia yang selalu mengeluarkan mikroorganisme penyebab
penyakit,baik ketika ia sedang sakit atau sedang dalam masa
penyembuhan.Pada masa penyembuhan, penderita pada masih mengandung
Salmonella spp didalam kandung empedu atau didalam ginjal. Sebanyak 5%
penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier sementara,sedang 2 %
yang lain akan menjadi karier yang menahun.Sebagian besar dari
karier tersebut merupakan karier intestinal (intestinal type) sedang yang
lain termasuk urinarytype. Kekambuhan yang yang ringan pada karier demam
tifoid,terutama pada karier jenisintestinal,sukar diketahui karena gejala dan
keluhannya tidak jelas.
C. Penyebaran
Kuman
Demam tifoid adalah
penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna (mulut,esofagus, lambung,
usus 12 jari, usus halus, usus besar, dstnya). S typhi masuk ke
tubuhmanusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar. Cara
penyebarannyamelalui muntahan, urin, dan kotoran dari penderita yang kemudian
secara pasif terbawaoleh lalat (kaki-kaki lalat). Lalat itu mengontaminasi
makanan, minuman, sayuran,maupun buah-buahan segar. Saat kuman masuk ke saluran
pencernaan manusia, sebagiankuman mati oleh asam lambung dan sebagian kuman
masuk ke usus halus. Dari usushalus itulah kuman beraksi sehingga bisa ”
menjebol” usus halus. Setelah berhasilmelampaui usus halus, kuman masuk ke
kelenjar getah bening, ke pembuluh darah, danke seluruh tubuh (terutama pada
organ hati, empedu, dan lain-lain).Jika demikiankeadaannya, kotoran dan air
seni penderita bisa mengandung kuman S typhi yang siapmenginfeksi manusia lain
melalui makanan atau pun minuman yang dicemari. Pada penderita yang
tergolong carrier (pengidap kuman ini namun tidak menampakkan gejalasakit),
kuman Salmonella bisa ada terus menerus di kotoran dan air seni sampai
bertahun-tahun. S. thypi hanya berumah di dalam tubuh manusia. Oleh kerana
itu, demam tifoid sering ditemui di
tempat-tempat di mana penduduknya kurang mengamalkan membasuhtangan manakala
airnya mungkin tercemar dengan sisa kumbahan.Sekali bakteria S. thypi dimakan
atau diminum, ia akan membahagi dan merebak kedalam saluran darah dan badan
akan bertindak balas dengan menunjukkan beberapagejala seperti demam.
Pembuangan najis di merata-rata tempat dan hinggapan lalat (lipasdan tikus)
yang akan menyebabkan demam tifoid.
D. Patologi
HCL (asam lambung) dalam
lambung berperan sebagai penghambat masuknyaSalmonella spp dan lain-lain
bakteri usus. Jika Salmonella spp masuk bersama-samacairan, maka terjadi
pengenceran HCL yang mengurangi daya hambat terhadapmikroorganisme penyebab
penyakit yang masuk. Daya hambat HCL ini akan menurun pada waktu terjadi
pengosongan lamung, sehingga Salmonella spp dapat masuk ke dalamusus penderita
dengan lebih senang. Salmonella spp seterusnya memasuki folikel-folikellimfe
yang terdapat di dalam lapisan mukosa atau submukosa usus, bereplikasi
dengancepat untuk menghasilkan lebih banyak Salmonella spp. Setelah itu,
Salmonella sppmemasuki saluran limfe dan akhirnya mencapai aliran darah.
Dengan demikian terjadilah bakteremia pada penderita. Dengan melewati
kapiler-kapiler yang terdapat dalam dindingkandung empedu atau secara tidak
langsung melalui kapiler-kapiler hati dan kanalikuliempedu, maka bakteria dapat
mencapai empedu yang larut disana. Melalui empedu yanginfektif terjadilah
invasi kedalam usus untuk kedua kalinya yang lebih berat daripadainvasi
tahap pertama. Invasi tahap kedua ini menimbulkan lesi yang luas pada jaringanlimfe
usus kecil sehingga gejala-gejala klinik menjadi jelas. Demam tifoid
merupakansalah satu bekteremia yang disertai oleh infeksi menyeluruh dan
toksemia yang dalam.Berbagai macam organ mengalami kelainan, contohnya sistem
hematopoietik yangmembentuk darah, terutama jaringan limfoid usus kecil,
kelenjar limfe abdomen, limpadan sumsum tulang. Kelainan utama terjadi pada
usus kecil, hanya kadang-kadang padakolon bagian atas, maka Salmonella
paratyphi B dapat menimbulkan lesi pada seluruh bagian kolon dan lambung.Pada
awal minggu kedua dari penyakit demam tifoid terjadi nekrosis superfisial
yangdisebabkan oleh toksin bakteri atau yang lebih utama disebabkan oleh
pembuntuan pembuluh-pembuluh darah kecil oleh hiperplasia sel limfoid
(disebut sel tifoid). Mukosayang nekrotik kemudian membentuk kerak, yang dalam
minggu ketiga akan lepassehingga terbentuk ulkus yang berbentuk bulat atau
lonjong tak teratur dengan sumbu panjang ulkus sejajar dengan sumbu usus.
Pada umumnya ulkus tidak dalam meskipuntidak jarang jika submukosa terkena,
dasar ulkus dapat mencapai dinding otot dari usus bahkan dapat mencapai
membran serosa.Pada waktu kerak lepas dari mukosa yang nekrotik dan terbentuk
ulkus, maka perdarahanyang hebat dapat terjadi atau juga perforasi dari
usus. Kedua komplikasi tersebut yaitu perdarahan hebat dan perforasi
merupakan penyebab yang paling sering menimbulkankematian pada penderita demam
tifoid. Meskipun demikian, beratnya penyakit demamtifoid tidak selalu sesuai
dengan beratnya ulserasi. Toksemia yang hebat akanmenimbulkan demam tifoid
yang berat sedangkan terjadinya perdarahan usus dan perforasi menunjukkan
bahwa telah terjadi ulserasi yang berat. Sedangkan perdarahanusus dan perforasi
menunjukkan bahwa telah terjadi ulserasi yang berat. Pada serangandemam tifoid
yang ringan dapat terjadi baik perdarahan maupun perforasi.Pada stadium akhir
dari demam tifoid, ginjal kadang-kadang masih tetap mengandungkuman Salmonella
spp sehingga terjadi bakteriuria. Maka penderita merupakan urinarykarier
penyakit tersebut.Akibatnya terjadi miokarditis toksik, otot jantung membesar
dan melunak. Anak-anak dapat mengalami perikarditis
tetapi jarang terjadi endokaritis. Tromboflebitis, periostitisdan nekrosis
tulang dan juga bronkhitis serta meningitis kadang-kadang dapat
terjadi pada demam tifoid.
E. Gambaran
Klinik
Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat
berlangsung 7-21 hari, walaupun pada umumnya adalah 10-12 hari.Pada awal
penyakit keluhan dan gejala penyakit tidaklah khas, berupa :
-
Anoreksia
-
Rasa malas
-
Sakit kepala bagian depan
-
Nyeri otot
-
Lidah kotor
-
Gangguan perut (perut meragam dan sakit)
F. Gambaran
klasik demam tifoid (Gejala Khas)
Biasanya jika gejala khas itu yang tampak, diagnosis kerja pun
bisa langsung ditegakkan.Yang termasuk gejala khas Demam tifoid adalah sebagai
berikut.
-
Minggu Pertama (awal
terinfeksi)
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit
itu pada awalnya samadengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam
tinggi yang berpanjangan yaitusetinggi 39ºc hingga 40ºc, sakit kepala,
pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara
80-100 kali permenit, denyut lemah, pernapasan semakin cepatdengan gambaran
bronkitis kataral, perut kembung dan merasa tak enak,sedangkan diaredan
sembelit silih berganti. Pada akhir minggu pertama,diare lebih sering terjadi.
Khaslidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta
bergetar atautremor. Episteksis dapat dialami oleh penderita sedangkan
tenggorokan terasa kering dan beradang. Jika penderita ke dokter pada
periode tersebut, akan menemukan demamdengan gejala-gejala di atas yang bisa
saja terjadi pada penyakit-penyakit lain juga. Ruamkulit (rash) umumnya terjadi
pada hari ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satusisi dan tidak merata,
bercak-bercak ros (roseola) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilangdengan
sempurna. Roseola terjadi terutama pada penderita golongan kulit putih
yaitu berupa makula merah tua ukuran 2-4 mm, berkelompok, timbul paling
sering pada kulit perut, lengan atas atau dada bagian bawah, kelihatan
memucat bila ditekan. Pada infeksiyang berat, purpura kulit yang difus dapat
dijumpai. Limpa menjadi teraba dan abdomenmengalami distensi.
-
Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat
setiap hari, yang biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada
sore atau malam hari.Karena itu, pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus
menerus dalam keadaan tinggi(demam). Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan
sedikit pada pagi hari berlangsung.Terjadi perlambatan relatif nadi penderita.
Yang semestinya nadi meningkat bersamadengan peningkatan suhu, saat ini
relatif nadi lebih lambat dibandingkan peningkatansuhu tubuh. Gejala toksemia
semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yangmengalami delirium.
Gangguan pendengaran umumnya terjadi. Lidah tampak kering,merah mengkilat.
Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun,sedangkan diare menjadi
lebih sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan.
Pembesaran hati dan limpa. Perut kembung dan sering berbunyi.
Gangguankesadaran. Mengantuk terus menerus, mulai kacau jika berkomunikasi dan
lain-lain.
-
Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir
minggu. Hal itu jikaterjadi tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Bila keadaan
membaik, gejala-gejala akan berkurang dan temperatur mulai turun.
Meskipun demikian justru pada saat inikomplikasi perdarahan dan perforasi
cenderung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak dariulkus. Sebaliknya jika
keadaan makin memburuk, dimana toksemia memberat denganterjadinya tanda-tanda
khas berupa delirium atau stupor,otot-otot bergerak terus,inkontinensia
alvi dan inkontinensia urin. Meteorisme dan timpani masih terjadi,
jugatekanan abdomen sangat meningkat diikuti dengan nyeri perut. Penderita kemudianmengalami
kolaps. Jika denyut nadi sangat meningkat disertai oleh peritonitis lokalmaupun
umum, maka hal ini menunjukkan telah terjadinya perforasi usus
sedangkankeringat dingin,gelisah,sukar bernapas dan kolaps dari nadi yang
teraba denyutnyamemberi gambaran adanya perdarahan. Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam
tifoid pada minggu ketiga.
-
Minggu keempat
Merupakan stadium penyembuhan meskipun pada awal minggu ini dapat
dijumpaiadanya pneumonia lobar atau tromboflebitis vena femoralis.
Relaps
Pada mereka yang mendapatkan infeksi ringan dengan demikia juga
hanya menghasilkankekebalan yang lemah,kekambuhan dapat terjadi dan berlangsung
dalam waktu yang pendek.Kekambuhan dapat lebih ringan dari serangan primer
tetapi dapat menimbulkangejala lebih berat daripada infeksi primer
tersebut.Sepuluh persen dari demam tifoid yangtidak diobati akan mengakibatkan
timbulnya relaps.
Diagnosis
Diagnosis pasti ditegakkan dengan cara menguji sampel najis atau
darah bagi mengesankehadiran bakteri Salmonella spp dalam darah penderita,
dengan membiakkan darah padahari 14 yang pertama dari penyakit.Selain itu tes
widal (O dah H agglutinin) mulai posotif pada hari kesepuluh dan titer
akansemakin meningkat sampai berakhirnya penyakit. Pengulangan tes widal selang
2 harimenunjukkan peningkatan progresif dari titer agglutinin (diatas 1:200)
menunjukkkandiagnosis positif dari infeksi aktif demam tifoid.Biakan tinja
dilakukan pada minggu kedua dan ketiga serta biakan urin pada mingguketiga dan
keempat dapat mendukung diagnosis dengan ditemukannya Salmonella.Gambaran darah
juga dapat membantu menentukan diagnosis. Jika terdapat
lekopeni polimorfonuklear dengan limfositosis yang relatif pada hari
kesepuluh dari demam, makaarah demam tifoid menjadi jelas. Sebaliknya jika
terjadi lekositosis polimorfonuklear,maka berarti terdapat infeksi sekunder
bakteri di dalam lesi usus. Peningkatan yang cepatdari lekositosis polimorfonuklear
ini mengharuskan kita waspada akan terjadinya perforasi dari usus
penderita. Tidak selalu mudah mendiagnosis karena gejala yangditimbulkan oleh
penyakit itu tidak selalu khas seperti di atas. Bisa ditemukan
gejala-gejala yang tidak khas. Ada orang yang setelah terpapar dengan kuman S
typhi, hanyamengalami demam sedikit kemudian sembuh tanpa diberi obat. Hal itu
bisa terjadi karenatidak semua penderita yang secara tidak sengaja menelan
kuman ini langsung menjadisakit. Tergantung banyaknya jumlah kuman dan tingkat
kekebalan seseorang dan dayatahannya, termasuk apakah sudah imun atau kebal.
Bila jumlah kuman hanya sedikit yangmasuk ke saluran cerna, bisa saja langsung
dimatikan oleh sistem pelindung tubuhmanusia. Namun demikian, penyakit ini tidak
bisa dianggap enteng, misalnya nanti jugasembuh sendiri.
G. Komplikasi
1.
Komplikasi Intestinal
-
Perdarahan usus
-
Perforasi usus
-
Ileus paralitik
2.
Komplikasi Ekstra –Intestinal~ Komplikasi
Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatanseptik),miokarditis,trombosis
dan tromboflebitis
-
Komplikasi darah : anemia hemolitik
,trombositopenia, dan /atau DisseminatedIntravascular Coagulation (DIC)
dan Sindrom uremia hemolitik
-
Komplikasi paru :
Pneumonia,empiema,dan pleuritis
-
Komplikasi hepar dan kandung empedu : hepatitis
dan kolesistitis~ Komplikasi ginjal
: glomerulonefritis,pielonefritis, dan perinefritis
-
Komplikasi tulang :
osteomielitis,periostitis,spondilitisdan Artritis
-
Komplikasi Neuropsikiatrik : Delirium,
meningismus, meningitis, polineuritis perifer, sindrom guillain-barre,
psikosis dan sindrom katatonia
H. Pengobatan
1.
Perawatan umumPasien demam tifoid perlu dirawat
dirumah sakit untuk isolasi, observasi dan pengobatan.Paasien harus tirah
baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebihselama 14
hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah terjadinya
komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus. Mobilisasi pesien harus
dilakukan secara bertahap,sesuai dengan pulihnya kekuatan pasien.Pasien
dengan kesadaran menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada
waktu-waktutertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan
dekubitus.Defekasi dan buang air kecil harus dperhatikan karena kadang-kadang
terjadi obstipasidan retensi air kemih. Pengobatan simtomik diberikan untuk
menekan gejala-gejalasimtomatik yang dijumpai seperti demam, diare, sembelit,
mual, muntah, danmeteorismus. Sembelit bila lebih dari 3 hari perlu
dibantu dengan paraffin atau lavasedengan glistering. Obat bentuk laksan
ataupun enema tidak dianjurkan karena dapatmemberikan akibat perdarahan maupun
perforasi intestinal.Pengobatan suportif dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan
penderita, misalnya pemberian cairan, elektrolit, bila terjadi gangguan
keseimbangan cairan, vitamin, danmineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan
kortikosteroid untuk mempercepat penurunandemam.
2.
Diet
Di masa lampau, pasien
demam tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar danakhirnya diberi nasi.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padatdini,yaitu nasi
dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar)dapat
diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.3. ObatObat-obat antimikroba
yang sering digunakan adalah :
-
Kloramfenikol : Kloramfenikol masih merupakan
obat pilihan utama pada pasien demam tifoid.Dosis untuk orang dewasa
adalah 4 kali 500 mg perhari oralatau intravena,sampai 7 hari bebas
demam.Penyuntikan kloramfenikol siuksinatintramuskuler tidak dianurkan karena
hidrolisis ester ini tidak dapat diramalkandan tempat suntikan terasa
nyeri.Dengan kloramfenikol,demam pada demamtifoid dapat turun rata 5 hari.? Tiamfenikol
: Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam tifoid sama
dengankloramfenikol.Komplikasi hematologis pada penggunaan tiamfenikol lebih
jarangdaripada klloramfenikol. Dengan penggunaan tiamfenikol demam pada
demamtiofoid dapat turun rata-rata 5-6 hari
-
? Ko-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan
Sulfametoksazol) : Efektivitas ko-trimoksazol kurang lebih sama dengan
kloramfenikol,Dosis untuk orang dewasa,2kali 2 tablet sehari,digunakan sampai 7
hari bebas demam (1 tablet mengandung 80 mg trimetoprim dan 400 mg
sulfametoksazol).dengan ko-trimoksazol demamrata-rata turun d setelah 5-6 hari.
-
? Ampislin dan Amoksisilin : Dalam hal kemampuan
menurunkandemam,efektivitas ampisilin dan amoksisilin lebih kecil dibandingkan
dengankloramfenikol.Indikasi mutlak penggunannnya adalah pasien demam
tifoiddengan leukopenia.Dosis yang dianjurkan berkisar antara 75-150
mg/kgBBsehari,digunakan sampai 7 hari bebas demam.Dengan Amoksisilin
danAmpisilin,demam rata-rata turun 7-9 hari.
-
? Sefalosporin generasi ketiga : Beberapa uji
klinis menunjukkan bahwasefalosporin generasi ketiga antara lain
Sefoperazon,seftriakson, dan sefotaksimefektif untuk demam tifoidtetapi dosis
dan lama pemberian yang optimal belumdiketahui dengan pasti.
-
Fluorokinolon : Fluorokinolon efektif untuk demam
tifoidtetapi dosis dan lama pemberian belum diketahui dengan pasti.
-
? Furazolidon.
I. Epidemiologi
Dan Pencegahan
EPIDEMIOLOGI
Demam tifoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada
iklim. Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini
meskipun lingkungan hidupumumnya adalah baik. Perbaikan sanitasi dan penyediaan
sarana air yang baik dapatmengurangi penyebaran penyakit ini.
-
Penyebaran Geografis dan
Musim
Kasus-kasus demam tifoid terdapat hampir di seluruh
bagian dunia. Penyebarannya tidak bergantung pada iklim
maupun musim. Penyakit itu sering merebak di daerah yangkebersihan
lingkungan dan pribadi kurang diperhatikan.
-
Penyebaran Usia dan Jenis
Kelamin
Siapa saja bisa terkena penyakit itu tidak ada perbedaan antara jenis
kelamin lelaki atau perempuan. Umumnya penyakit itu lebih sering diderita
anak-anak. Orang dewasa seringmengalami dengan gejala yang tidak khas, kemudian
menghilang atau sembuh sendiri.Persentase penderita dengan usia di atas 12
tahun seperti bisa dilihat pada tabel di bawahini.
-
Usia Persentase
12 – 29 tahun 70 – 80 %30 – 39 tahun 10 – 20 %> 40 tahun 5 – 10
%
-
Langkah-langkah pencegahan
Vaksinasi dengan
menggunakan vaksin T.A.B (mengandung basil tifoid dan paratifoid Adan B yang
dimatikan ) yang diberikan subkutan 2 atau 3 kali pemberian dengan interval10
hari merupakan tindakan yang praktis untuk mencegah penularan demam
tifoidJumlah kasus penyakit itu di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar
358-810 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Suntikan imunisasi tifoid
boleh dilakukan setiap dua tahun manakala vaksin oral diambil setiap lima
tahun. Bagaimanapun, vaksinasi tidak memberikan jaminan perlindungan 100
peratus.Minum air yang telah dimasak sahaja. Masak air sekurang-kurangnya
lima minit penuh(apabila air sudah masak, biarkan ia selama lima minit
lagi).Buat air batu menggunakan air yang dimasak.Sekiranya sedang dalam
perjalanan, gunakan air botol atau minuman berdesis berkarbonat tanpa ais.
Anda hendaklah lebih berhati-hati dengan ais kacang atau air batucampur yang
menggunakan ais hancur, terutama sekali dalam keadaan sekarang.Makan makanan
yang baru dimasak. Jika terpaksa makan di kedai, pastikan makananyang dipesan
khas dan berada dalam keadaan `berasap’ kerana baru diangkat dari dapur.Tudung
semua makanan dan minuman agar tidak dihinggapi lalat. Letakkan makanan
ditempat tinggi.Gunakan penyepit, senduk, sudu atau garpu bersih untuk
mengambil makanan.Buah-buahan hendaklah dikupas dan dibilas sebelum
dimakan.Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum menyedia atau memakan
makanan,membuang sampah sarap, memegang bahan mentah atau selepas membuang air
besar.Anda akan mendapati insiden tifoid berkurangan dengan amalan ini yang
sepatutnyamenjadi tabiat seharian dan bukan hanya musim wabak.Pilih gerai dan
pengendali makanan yang bersih.Dalam keadaan sekarang, adalah baik sekiranya
orang ramai mengelak daripada membelimakanan atau minuman daripada penjaja
jalanan terutamanya yang menjual minumansejuk.Hapuskan tempat pembiakan
lalat-lalat bagi mengelakkan pembiakan.Gunakan tandas yang sempurna.Segeralah
berjumpa doktor jika mengalami tanda-tanda dijangkiti tifoid.Pusat Kawalan
Penyakit Amerika Syarikat mencadangkan dua tindakan asas bagimelindungi diri
anda daripada demam tifoid:
a. Rebus,
masak, kupas atau lupakan sahaja.
Elakkan makanan serta minuman yang berisiko. Ini mungkin
mengejutkan anda tetapimelihat apa yang anda makan dan minum terutamanya semasa
dalam perjalanan adalahsama pentingnya seperti anda mendapat pelalian.Dengan
menghindari makanan berisiko juga mampu melindungi diri anda daripada lain-lain
penyakit seperti cirit-birit, kolera/taun, disenteri dan hepatitis A.
b. Dapatkan
pemvaksinan.
Jika anda menetap atau dalam perjalanan menuju ke negara yang
biasa diserang wabak demam kepialu, anda perlu menimbangkan pemvaksinan
menentang demam kepialu.Berjumpalah dengan doktor untuk mengetahui lebih lanjut
tentang pilihan vaksin anda.
Pada pria lebih
banyak terpapar dengan kuman S. typhi dibandingkan wanita karenaaktivitas di
luar rumah lebih banyak. Semua kelompok umur dapat tertular
penyakittifoid, tetapi yang banyak adalah golongan umur dewasa tua. Angka
kejadian demamtifoid tidak dipengaruhi musim, tetapi pada daerah-daerah yang
terjadi endemik demamtifoid, angka kejadian meningkat pada bulan-bulan
tertentu. Di Indonesia, angka kejadiandemam tifoid meningkat pada musim kemarau
panjang atau awal musim hujan. Hal ini banyak dihubungkan dengan meningkatnya
populasi lalat pada musim tersebut dan penyediaan air bersih yang kurang
memuaskan.Demam tifoid masih merupakan masalah besar di Indonesia. Penyakit ini di
Indonesia bersifat sporadik endemik dan timbul sepanjang tahun. Kasus
demam tifoid di Indonesia,masih cukup tinggi berkisar antara 354-810 / 100.000
penduduk pertahun. Di Palembangdari penelitian retrospektif selama periode 5
tahun ( 1990-1994) didapatkan sebanyak 83kasus ( 21,5 %) penderita demam tifoid dengan hasil biakan
darah salmonella positif dari penderita yang
dirawat dengan klinis demam tifoid. Demam tifoid adalah penyakit yangumum di
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
HCL (asam lambung) dalam
lambung berperan sebagai penghambat masuknyaSalmonella spp dan lain-lain
bakteri usus. Jika Salmonella spp masuk bersama-samacairan, maka terjadi
pengenceran HCL yang mengurangi daya hambat terhadapmikroorganisme penyebab
penyakit yang masuk. Daya hambat HCL ini akan menurun pada waktu terjadi
pengosongan lamung, sehingga Salmonella spp dapat masuk ke dalamusus penderita
dengan lebih senang. Salmonella spp seterusnya memasuki folikel-folikellimfe
yang terdapat di dalam lapisan mukosa atau submukosa usus, bereplikasi
dengancepat untuk menghasilkan lebih banyak Salmonella spp.
Demam tifoid adalah
penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna (mulut,esofagus, lambung,
usus 12 jari, usus halus, usus besar, dstnya). S typhi masuk ke
tubuhmanusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar.
B.
Saran
-
Demam tifoid yang tersebar di seluruh dunia
tidak tergantung pada iklim. Kebersihan perorangan yang buruk merupakan
sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidupumumnya adalah baik.
-
Dengan kasus demam typoid, semoga bisa menjadi
acuan pemahaman mengenai bagian-bagian yang terkait dengan demam typoid, dan
dapat mengetahui cara pencegahan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar